SHARE

Presiden Vladimir Putin (istimewa)

Dominasi

Rusia Bersatu menguasai hampir tiga perempat dari 450 kursi Duma Negara yang akan keluar.

Dominasi itu membantu Kremlin meloloskan perubahan konstitusi tahun lalu yang memungkinkan Putin mencalonkan diri untuk dua periode lagi sebagai presiden setelah 2024, sehingga dia berpotensi tetap berkuasa hingga 2036.

Sekutu-sekutu Navalny dilarang mencalonkan diri dalam pemilihan setelah gerakan mereka dilarang pada Juni karena dianggap sebagai kelompok ekstremis.

Sementara itu, beberapa tokoh oposisi lainnya mengeklaim bahwa mereka menjadi sasaran kampanye dengan trik kotor.

Pemerintah membantah tindakan keras dilancarkan dengan  motif politik dan mengatakan orang-orang dituntut karena melanggar hukum.

Baik Pemerintah maupun Rusia Bersatu membantah peran apa pun dalam proses pendaftaran kandidat.

"Suatu hari kita akan hidup di Rusia di mana dimungkinkan untuk memilih kandidat yang baik dengan platform politik yang berbeda," tulis sekutu Navalny, Leonid Volkov di Telegram sebelum pemungutan suara ditutup pada Minggu (19/9).

Seorang pensiunan Moskow, yang hanya menyebut namanya sebagai Anatoly, mengatakan dia memilih Rusia Bersatu karena dia bangga dengan upaya Putin untuk memulihkan apa yang dia lihat sebagai kekuatan hebat Rusia yang sah.

"Negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris kurang lebih menghormati kami sekarang seperti mereka menghormati Uni Soviet pada 1960-an dan 70-an. ... Negara-negara Anglo-Saxon hanya memahami bahasa kekuatan," katanya.

Ada juga sikap apatis yang meluas. Angka resminya sekitar 47 persen.

"Saya tidak melihat pentingnya memilih," kata seorang penata rambut di Moskow yang menyebut namanya sebagai Irina. "Semuanya sudah diputuskan untuk kita."

Halaman :