SHARE

Ilustrasi

Dia menjelaskan tahapan pengobatan kemoterapi pada osteosarkoma. Pertama, kemoterapi neoajuvan yang dilakukan 10 pekan sebelum pembedahan. Tujuannya adalah mengecilkan massa tumor. Selanjutnya operasi atau amputasi. Setelah operasi, pasien mendapat kemotrapi ajuvan.

Kemoterapi diberikan dalam siklus. Setiap periode pengobatan diikuti periode istirahat agar tubuh punya waktu untuk pulih. Setiap siklus biasanya berlangsung selama beberapa pekan.

Orangtua dari pasien osteosarkoma disarankan untuk mendapatkan informasi yang benar dan tepat mengenai obat-obat yang diberikan kepada anak, termasuk adanya efek samping.

Meski jarang terjadi, ada obat kemo yang menimbulkan reaksi hipersensitif. Gejala-gejalanya meliputi sesak napas, nyeri dada, gatal, kemerahan pada wajah, panas, hipotensi dan gangguan kesadaran.

Maka, orangtua perlu mendiskusikan bagaimana mencegah dan mengatasi bila terjadi efek samping. Jangan lupa untuk melakukan monitoring atau pemeriksaan laboratorium sesuai waktu yang ditentukan untuk mengetahui efek samping kemoterapi.

Prof. Fauzi menambahkan, tidak semua pasien osteosarkoma akan diamputasi. Amputasi dilakukan jika sel kanker sudah melibatkan pembuluh darah utama, ada patah tulang, dan infeksi (luka yang lebar).

Jika amputasi masih bisa dihindari, prosedur pembedahan dilakukan dengan mengangkat atau memotong tulang yang terdampak tumor. Tulang ini kemudian “diterapi” khusus dan dibersihkan dari sel-sel kanker. Biasanya dengan radiasi.

“Selama menunggu tulang disembuhkan, pasien diberikan prostesis tulang sampai tulang asli dinyatakan bersih dan bisa dipasang lagi. Sayangnya harga prostesis ini cukup mahal dan saat ini ketersediaannya tidak banyak,” jelas Prof. Fauzi.

Halaman :
Tags
SHARE