SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Apa yang terbesit di benak banyak orang saat mendengar Bangka Belitung? Besar kemungkinan jawaban yang muncul adalah film Laskar Pelangi. Terinspirasi kisah nyata sang penulis, Andrea Hirata, novel yang kemudian diadaptasi menjadi film yang berjudul sama itu berhasil menginspirasi banyak orang. Hamparan pantai pasir putih di Pulau Belitung, telah berhasil memesona ribuan mata yang memandangnya.

Tak sampai di situ, kekayaan budaya Pulau Belitung juga tergambar jelas di dalam sajian hasil lautnya yang bernama mie Belitung.

Asimilasi Tiga Budaya

Sejatinya, kehidupan bermasyarakat di Kabupaten Bangka Belitung diliputi oleh keberagaman etnis. Mengutip Setiati dalam Makanan Tradisional Masyarakat Bangka Belitung (2008), suku Melayu merupakan penduduk asli yang mendominasi Bangka Belitung. Selain suku Melayu, etnis Cina juga telah tinggal di daerah ini sejak lama. Karena itu, tak heran bila banyak kuliner Belitung yang terpengaruh budaya Tionghoa, dan mie Belitung salah satunya.

Mie Belitung adalah sebuah hidangan yang menggabungkan kuliner dari berbagai kelompok etnis. Sama seperti hidangan khas daerah pesisir, mie Belitung kaya akan hasil laut. Dalam semangkuk mie Belitung, terdapat potongan udang dan bakwan ikan, serta kuah kental berwarna cokelat yang terbuat dari beragam bumbu khas Indonesia seperti lengkuas, kemiri, jahe, bawang putih, dan bawang merah.

Bahan-bahan lain yang digunakan meliputi potongan tahu goreng, kentang rebus, taoge, mentimun, dan emping melinjo. Penggunaan bakwan, tahu, dan mie telur di dalamnya, mewakili warisan kuliner imigran Cina yang datang dalam jumlah besar ke Belitung pada abad ke-16 untuk bekerja di pertambangan.

Sungguh menarik untuk diketahui bahwa mie dan kentang yang ada pada mie Belitung memiliki asal-usul yang berbeda. Mie berasal dari Tiongkok Daratan, sementara kentang berasal dari Belanda. Melansir laman resmi Dinas Pariwisata Belitung, melalui mie Belitung, rempah-rempah dan bahan-bahan khas Belitung telah berhasil digabungkan menjadi sebuah sajian yang luar biasa nikmat.

Tak sekadar sebagai sajian sup, mie Belitung juga mencerminkan sejarah panjang Pulau Belitung yang erat kaitannya dengan migrasi masyarakat Tiongkok, perpaduan budaya, serta pengaruh dari Belanda.

Selain itu, mie Belitung merupakan salah satu bukti bahwa identitas suatu makanan tidak hanya terletak pada apa yang tersaji di atas piring dan bagaimana cara memasaknya. Lebih dari itu, ia juga mencerminkan perjalanan yang menarik dari sebuah hidangan, termasuk tempat asal, tekstur, aroma, serta suara yang dihasilkan ketika makanan tersebut dinikmati. Semua itu membentuk identitas yang unik bagi makanan itu sendiri.

Halaman :
Tags
SHARE