SHARE

Arsip - Prajurit TNI dengan alutsista melakukan defile dalam Gladi Bersih HUT Ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta TImur (istimewa)

Selain konflik Laut China Selatan yang kembali memanas dan rencana pembangunan kapal selam bertenaga nuklir oleh Australia, ada pula tantangan terkait pengembangan organisasi, moral dan kompetensi prajurit, modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), kesejahteraan prajurit, dan penjagaan terhadap potensi peran berlebihan dan eksesif TNI yang melampaui batasan tugas pokoknya.

Khairul Fahmi pun menyinggung kekhawatiran yang sering muncul terkait kemampuan menyelesaikan masalah sebagai salah satu kriteria ideal Panglima TNI. Ia menilai kekhawatiran itu tidak berdasar.

"Tak perlu ada kekhawatiran terkait kemampuan menyelesaikan masalah. Seorang Panglima TNI tidak bekerja sendiri. Dia akan didukung dan ditopang oleh para staf dan komandan satuan di jajaran Mabes TNI maupun di tiap-tiap matra," ujarnya.

Persoalan soliditas TNI, menurut Khairul, juga tidak perlu dikhawatirkan. Menurutnya, tidak akan ada resistensi di sana. 

"Organisasi TNI sudah cukup mapan dan mampu secara cepat beradaptasi dengan perubahan kepemimpinan," kata Khairul.

Halaman :