SHARE

Istimewa

“Satuan pendidikan vokasi dapat memanfaatkan kemitraan dengan industri dan UMKM yang ada di sekitar mereka untuk mencari solusi dari persoalan yang dihadapi dalam meningkatkan produktivitasnya,” jelas Kiki.

Selain sebagai fasilitator, pendidikan vokasi turut diarahkan sebagai akselerator bisnis pemula atau startup maupun inkubator bisnis melalui teaching factory.

Model pembelajaran melalui teaching factory itu akan menumbuhkembangkan karakter dan etos kerja yakni disiplin, tanggung jawab, jujur, kerja sama dan kepemimpinan yang dibutuhkan DUDI.

Tak hanya itu, teaching factory juga dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran yang membekali kemampuan memproduksi barang dan jasa.

“Faktor tersebut penting sebagai wahana kreativitas pengembangan jiwa entreprenuer bahkan sebelum mereka lulus dan setelah lulus mereka diharapkan menjadi wirausahawan menggerakkan ekonomi,” kata Kiki.

Oleh sebab itu, Kemendikbudristek terus melakukan berbagai upaya transformasi terhadap pendidikan vokasi dengan mengedepankan tiga nilai yakni nilai pendidikan, nilai ekonomi dan nilai sosial.

Salah satu praktik baik pendidikan vokasi dalam menggerakkan ekonomi masyarakat telah dilakukan oleh siswa jurusan pemasaran SMK Wikrama Bogor yang mampu membantu UMKM di sekitarnya untuk go digital.

“Dengan adanya kelas live streaming TikTok Shop anak-anak menjadi terlatih dan terampil dalam memasarkan produk yang nyata,” kata Kepala Program Jurusan Pemasaran, SMK Wikrama Bogor Rina Finanti.

Salah satu UMKM yang merasakan manfaat langsung dari keberadaan Jurusan Pemasaran SMK Wikrama adalah Amanta Segar karena dibantu membuat akun media sosial hingga konten-konten untuk pemasaran.

“Kami merasa sangat terbantu berkat siswa SMK Wikrama Bogor. Kami bisa menjual produk kami secara online dan itu dampaknya luar biasa bagi penjualan produk kami,” kata pemilik UMKM Amanta Segar Annisa Nurul Koesmarini.

 

Halaman :