SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM – Human immunodeficiency virus (HIV) menargetkan sistem kekebalan dan melemahkan pertahanan orang terhadap banyak infeksi dan beberapa jenis kanker yang dapat dilawan oleh orang dengan sistem kekebalan yang sehat.

Saat virus menghancurkan dan merusak fungsi sel kekebalan, individu yang terinfeksi secara bertahap menjadi kekurangan kekebalan. Fungsi kekebalan biasanya diukur dengan jumlah CD4.

Tahap paling lanjut dari infeksi HIV adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), yang dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang jika tidak diobati, tergantung pada individunya.

Organisasi kesehatan dunia WHO mendefinisikan AIDS dengan perkembangan kanker tertentu, infeksi atau manifestasi klinis jangka panjang yang parah.

Berikut ini adalah tanda, penularan, faktor risiko, diagnosa hingga pencegahan HIV dilansir dari laman resmi WHO.

Tanda dan gejala

Gejala HIV bervariasi tergantung pada stadium infeksi. Meskipun orang yang hidup dengan HIV cenderung paling menular dalam beberapa bulan pertama setelah terinfeksi, banyak yang tidak menyadari status mereka sampai tahap selanjutnya.

Dalam beberapa minggu pertama setelah infeksi awal orang mungkin tidak mengalami gejala atau penyakit seperti influenza termasuk demam, sakit kepala, ruam atau sakit tenggorokan.

Ketika infeksi semakin melemahkan sistem kekebalan, virus ini dapat mengembangkan tanda dan gejala lain, seperti pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan, demam, diare dan batuk.

Tanpa pengobatan, pasien dengan HIV juga dapat mengalami penyakit parah seperti tuberkulosis (TB), meningitis kriptokokus, infeksi bakteri parah, dan kanker seperti limfoma dan sarkoma Kaposi.

Penularan

HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti darah, ASI, air mani dan cairan vagina. HIV juga dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama kehamilan dan persalinan. Individu tidak dapat terinfeksi melalui kontak biasa sehari-hari seperti berciuman, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan atau air.

Penting untuk dicatat bahwa orang dengan HIV yang menjalani antiretroviral therapy (ART) dan obat penekan virus, tidak menularkan HIV ke pasangan seksual mereka.

Oleh karena itu, akses dini ke ART dan dukungan untuk tetap menggunakan pengobatan sangat penting tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan orang dengan HIV tetapi juga untuk mencegah penularan HIV.

Halaman :
Tags
SHARE