SHARE
1 / 3
2 / 3
3 / 3

Istimewa

CARAPANDANG.COM – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan, menyelenggarakan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2021. Acara ini merupakan perwujudan amanat Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 untuk menciptakan "ruang” interaksi inklusif dalam pemajuan kebudayaan.

Merujuk tema PKN tahun ini yakni ”Cerlang Nusantara, Pandu Masa Depan”, kebudayaan diharapkan semakin berperan menjadi pandu yang melahirkan visi bagi pembangunan Indonesia yang berkelanjutan. Tema PKN tahun ini bertujuan menjawab tantangan kehidupan masa kini, khususnya di bidang pemenuhan kebutuhan hidup dasar, seperti sandang, pangan, dan papan.
 
Menyikapi berbagai fenomena yang terjadi saat ini, Presiden Joko Widodo dalam sambutan pembukaan PKN 2021 menegaskan bahwa banyak hal yang dapat dipelajari dan dirujuk dari ilmu pengetahuan dan kearifan masa lalu karya nenek moyang bangsa. Menurutnya, ilmu pengetahuan dan kearifan masa lalu tersebut mungkin tidak tertulis dalam buku literatur atau artikel ilmiah dalam standar modern kita. Melainkan tertuang dalam bentuk narasi lisan, skrip drama, dan pewayangan serta berbagai kebiasaan-kebiasaan para leluhur.
 
“Semua itu adalah warisan kebudayaan yang kaya akan kearifan dan ilmu pengetahuan. Warisan kearifan dan ilmu pengetahuan tersebut mungkin tidak terjelaskan secara metodologis modern, justru itulah yang menjadi kewajiban kita untuk meneliti dengan bijak semua warisan kebudayaan tersebut dalam nalar modern, dalam metodologi yang kita kembangkan sendiri,” terangnya, pada Jumat (19/11).
 
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa keberagaman etnis, adat istiadat, agama, karakter masyarakat, serta setiap tantangan yang dihadapi nenek moyang bangsa Indonesia di masa lampau telah melahirkan solusi dalam menopang keberlangsungan hidup. Solusi tersebut diwujudkan dalam seni dan budaya yang salah satunya adalah melalui jamu dan ilmu pengetahuan lainnya pada zaman itu.
 
Oleh karena itu, Presiden mengimbau agar masyarakat melestarikan dan melindungi keberagaman hayati termasuk plasma nutfah alam Indonesia. Kekayaan ini bermanfaat untuk pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. “Selain melestarikan dan belajar dari kebudayaan nenek moyang, saya juga minta untuk terus kita memahami alam kita yang sangat kaya dan sekaligus kompleks ini. Jangan tergesa menyimpulkan suatu adat atau suatu kebiasaan masyarakat asli kita itu tidak baik atau buruk, bisa jadi hanya karena kita belum mampu menjelaskannya secara ilmiah,” pesannya.
 
Sejalan dengan itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa PKN menjadi momentum untuk menyatukan gerak langkah lewat budaya. “Ini adalah waktu terbaik kita merancang bersama tata hidup baru yang lebih berkelanjutan dengan semangat budaya bangsa,” ucapnya.

Halaman :