SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM - Indeks-indeks utama saham Wall Street jatuh pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah data ketenagakerjaan yang mengejutkan kuat memicu kekhawatiran tentang tindakan agresif Federal Reserve, sementara investor mencerna beragam laporan keuangan perusahaan megacap.

Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 127,93 poin atau 0,38 persen, menjadi menetap di 33.926,01 poin. Indeks S&P 500 merosot 43,28 poin atau 1,04 persen, menjadi berakhir di 4.136,48 poin. Indeks Komposit Nasdaq terpangkas 193,86 poin atau 1,59 persen, menjadi ditutup pada 12.006,95 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor konsumer non-primer dan jasa-jasa komunikasi masing-masing terpuruk 3,11 persen dan 2,22 persen, memimpin kerugian.

Untuk minggu ini, Dow tergelincir hampir 0,2 persen, S&P 500 naik 1,6 persen dan Nasdaq naik 3,3 persen.

Reaksi pasar di atas muncul karena laporan pekerjaan AS untuk Januari yang kuat memicu kekhawatiran atas suku bunga yang lebih tinggi.

Pengusaha-pengusaha AS menambahkan 517.000 pekerjaan pada Januari, menghancurkan perkiraan, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Jumat (3/2/2023). Pertumbuhan lapangan kerja yang besar diperparah oleh rendahnya tingkat pengangguran baru, yang turun dari 3,5 persen menjadi 3,4 persen, terendah baru dalam 54 tahun.

Baik pasar maupun Federal Reserve tidak mengantisipasi data pekerjaan yang begitu kuat, Chris Low, kepala ekonom di FHN Financial, mengatakan dalam sebuah catatan pada Jumat (3/2/2023). Di sisi The Fed, "pasar tenaga kerja yang sangat ketat adalah alasan paling kuat untuk mempertahankan kenaikan suku bunga," katanya.

Laporan pekerjaan "merupakan kejutan yang luar biasa dan menimbulkan banyak pertanyaan tentang apa yang akan dilakukan Fed selanjutnya," kata Kristina Hooper, kepala strategi pasar global di Invesco. "Apa yang menurut saya menyebabkan beberapa volatilitas adalah pasar mencoba memahami bagaimana Fed akan memandang hal ini."
 

Halaman :
Tags
SHARE