SHARE

Arsip - Prajurit TNI dengan alutsista melakukan defile dalam Gladi Bersih HUT Ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta TImur (istimewa)

CARAPANDANG.COM - Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan faktor loyalitas akan menjadi pertimbangan penting bagi Presiden Joko Widodo dalam mengangkat Panglima TNI pengganti Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang segera pensiun.

"Secara politik, saya kira kebutuhan Presiden hari ini adalah sosok panglima yang memiliki loyalitas total, terutama untuk memuluskan agenda-agenda politik kenegaraan dan pemerintahan," kata Khairul di Jakarta, Selasa (5/10/2021).

Menurut dia, Panglima TNI tidak boleh memiliki agenda sendiri di luar agenda politik negara, terlebih terkait politik kekuasaan. 

Oleh karena itu, Presiden maupun DPR diharapkan tidak terjebak dalam pembangunan citra dan reputasi di ruang-ruang digital. 

"Realitas yang ada harus dilihat secara jernih dan objektif," kata Khairul.

Pertimbangan lain, menurut Khairul, adalah pentingnya menjaga kesetaraan posisi dan kesempatan bagi tiap matra, faktor usia, dan memperhatikan bentuk-bentuk ancaman potensial.

Ia menegaskan, siapa pun yang menjadi Panglima TNI pengganti Hadi Tjahjanto akan dihadapkan pada sejumlah tantangan besar. 

Halaman :