SHARE

Anggota DPD RI, H. Asep Hidayat pada kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Pondok Pesantren Bantargedang, Kota Tasikmalaya, Jumat 8 Maret 2024.

CARAPANDANG - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, H. Asep Hidayat menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Pondok Pesantren Bantargedang, Kota Tasikmalaya pada Jumat 8 Maret 2024.

Di hadapan para santri di pondok pesantren tersebut Asep Hidayat menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Menurutnya, persatuan dan kesatuan bangsa merupakan modal sosial yang sangat berharga untuk membawa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan kuat.

“Menjaga persatuan  juga merupakan perintah Allah Swt.  Perintah tersebut terdapat di banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan perintah untuk mewujudkan, merawat dan mempertahankan kesatuan,” kata Asep.

Dia mengatakan sebagai manusia yang beriman harus menjalankan perintah Allah tersebut. Dia menjelaskan dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 103 jelas bahwa perintah menjaga persatuan adalah suatu kewajiban.

Senator yang akrab disapa Kang Asep ini menjelaskan berdasarkan tafsir para ulama, kata I’tashimu dalam bentuk perintah (‘amr) menunjukan bahwa menjaga persatuan adalah suatu kewajiban, bukan sekadar anjuran semata.

“Berdasarkan firman Allah diatas, kita bisa mengambil makna, Allah menghendaki setiap pribadi untuk bersikap toleran serta menjauhi perpecahan. Sebab perpecahan akan membawa keburukan, sedangkan persatuan atau membawa kebahagiaan dan kemenangan,” jelasnya.

Lebih lanjut Senator daerah pemilihan Jawa Barat ini mengatakan untuk menjaga persatuan diperlukan rasa saling menghargai, menghormati dan memahami perbedaan. Sikap ini harus dijaga,  sebab Indonesia merupakan bangsa yang beragam baik suku, ras dan agama.

“Jika tidak memiliki toleransi bangsa ini sulit bersatu. NKRI sampai saat ini berdiri kokoh karena masyarakatnya memiliki sikap toleransi yang kuat. Sikap ini harus terus dijaga apalagi di tengah perkembangan zaman yang semakin canggih,” ungkapnya.

Kecanggihan teknologi yang memudahkan manusia untuk mengakses dan mendapatkan informasi menjadi tantangan tersendiri. Sebab, ujaran kebencian dan berita bohong tersebar dengan mudah di media sosial. Jika masing-masing pribadi kurang bijak dalam meresponnya ini menjadi ancaman yang sangat membahayakan.

Maka itu, dia mengajak para santri untuk bijak dalam bermedia sosial, yakni tidak turut menebar berita bohong dan ujaran kebencian. Yang harus dilakukan para santri harus mengisi media sosial dengan narasi-narasi yang mempersatukan dan membakar inspirasi anak-anak muda untuk turut bersama-sama membangun bangsa.

“Jadikan santri yang bijak dalam menggunakan media sosial. Isi media sosial kalian semua dengan narasi-narasi yang mempersatuan dan menjadi inspirasi bagi anak-anak muda yang lain,” tutupnya.

Tags
SHARE