SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM -  Presiden Joko Widodo meminta agar Tentara Nasional Indonesia (TNI) sigap untuk selalu aktif menghadapi berbagai spektrum ancaman.

"Kesigapan TNI ini juga saya minta untuk selalu diaktifkan dalam menghadapi spektrum ancaman yang lebih luas, seperti pelanggaran kedaulatan, pencurian kekayaan alam di laut, radikalilsme, terorisme, ancaman 'cyber', dan ancaman biologi termasuk ancaman bencana alam," kata Presiden Jokowi di halaman Istana Merdeka Jakarta, Selasa.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam Upacara Peringatan Ke-76 Hari TNI. Upacara tersebut dihadiri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa, Kepala Staf TNI Tingkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo serta pejabat lainnya.

"Menghadapi spektrum ancaman yang semakin luas, transformasi pertahanan harus terus dilanjutkan," tambah Presiden.

Tujuannya, kata Presiden, adalah untuk meletakkan fondasi kapabilitas pertahanan modern yang relevan dengan perkembangan teknologi militer terkini.

"Sehingga TNI bisa bertransformasi menjadi kekuatan pertahanan Indonesia yang mampu berperan dalam lingkungan strategis regional maupun global," ungkap Presiden.

Penguatan budaya strategis prajurit dan perwira TNI, menurut Presiden Jokowi, harus tetap menjadi fondasi utama transformasi pertahanan.

"Yaitu TNI yang manunggal dengan rakyat dengan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta yang defensif aktif dengan pertahanan berlapis dan memanfaatkan lompatan teknologi militer dan investasi yang terencana," jelas Presiden.

Modernisasi pertahanan dan keamanan tersebut, menurut Presiden Jokowi, harus disertai dengan terobosan pengelolaan ekonomi dan investasi pertanahan
 

Halaman :
Tags
SHARE