SHARE

Ilustrasi (Net)

CARAPANDANG.COM - Para orang tua perlu lebih berhati-hati jika  bobot tubuh anak sudah berada jauh di atas ambang batas kurva tumbuh kembang alias kegemukan. 

Spesialis gizi dari RSIA Melinda Bandung, Dr Johanes Chandrawinata, SpGK, MND menjelaskan balita yang bertubuh gemuk atau obesitas berisiko terkena diabetes. 

Dia menjelaskan balita yang bertubuh gemuk bisa mengalami peningkatan resistensi insulin, sehingga membutuhkan lebih banyak insulin untuk menjaga kadar gula darahnya. 

Ketika produksi insulin meningkat, maka sel-sel beta pankreas penghasil insulin akan dipacu berlebihan memproduksi insulin, dengan konsekuensi kerusakan sel beta sehingga lama-kelamaan produksi insulin menurun sehingga muncul diabetes tipe 2.

"Tinggi nya kadar insulin dapat diperiksa di laboratorium dengan hasil dibandingkan terhadap usia dan jenis kelamin yang sesuai," ujar Johanes.

Tapi secara klinis, tingginya kadar insulin dalam tubuh anak obesitas bisa dilihat dari garis hitam pada lipatan leher yang disebut sebagai pseudo acanthosis nigricans.

Dia kemudian menambahkan bahwa pada umumnya gejala diabetes pada orang dewasa sama seperti pada anak-anak. Ada beberapa gejala khas diabetes yaitu sering merasa haus, cepat lapar, banyak buang air kecil. Pada beberapa kasus, berat badan penderita diabetes mengalami penurunan tanpa sebab walaupun sudah banyak makan. Pada anak-anak hal ini tentu akan mengganggu proses tumbuh kembang.

Sebagai pencegahan, Johanes menganjurkan supaya anak usia dua tahun ke atas mengonsumsi makanan sehat yang sama seperti orang dewasa. "Kurangi asupan gula dan garam yang berlebihan, hindari minuman dengan kadar gula tinggi seperti sari buah kemasan. Buah sebaiknya dimakan dalam bentuk potongan untuk dikunyah," katanya. 

Tags
SHARE