SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan Sarinah, sebagai pusat perbelanjaan tertua di Tanah Air, merupakan pusat etalase usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sekaligus salah satu ikon wajah Indonesia.

"Sarinah, yang selama ini terkesan seperti mati suri, kini telah dihidupkan kembali oleh Presiden Joko Widodo," kata Bambang Soesatyo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Bambang Soesatyo melakukan kegiatan jalan pagi di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu, bersama dengan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu, mantan menteri, dan beberapa anggota DPR RI.

Selain bisa berbelanja produk UMKM, katanya, pengunjung juga bisa berjalan santai di ruang terbuka hijau yang tersedia di kawasan Sarinah sambil menikmati panorama Jakarta.

Dia mengatakan Sarinah tidak hanya menjadi etalase berbagai produk UMKM Indonesia, melainkan juga memberikan kesempatan kepada para musisi untuk tampil di depan Gedung Sarinah.

Sarinah diketahui dibangun oleh Presiden Soekarno, yang kemudian diresmikan pada 15 Agustus 1966, dengan semangat sebagai pusat dagang dan promosi barang-barang produksi dalam negeri.

Semangat tersebut, menurut Bambang, berhasil dilanjutkan Presiden Joko Widodo berinisiatif memugar Sarinah pada Juli 2020 hingga awal 2022. Pemugaran itu berhasil mengembalikan Sarinah ke khitahnya sebagai pusat perbelanjaan yang mampu mendongkrak kemajuan UMKM Indonesia.

Sebagai ikon wisata Indonesia, Sarinah masih menyimpan eskalator pertama di Indonesia. Tidak hanya itu, terdapat pula relief patung bersejarah pada era Presiden Soekarno yang selama ini tersembunyi.

Dia mengaku tidak heran jika dalam sehari jumlah pengunjung Sarinah bisa mencapai 40.000 orang. Sejak transformasi Sarinah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Juli 2022, jumlah pengunjung yang datang hingga kini dikabarkan hampir mencapai enam juta jiwa.

"Ini memberikan efek yang besar bagi pergerakan ekonomi, khususnya terhadap 500 lebih UMKM yang menjajakan barang dagangannya di Sarinah," ujar Bambang Soesatyo.